Kali ini tidak ada lontaran kata sinis.
Ada potongan senyum yang ingin dia berikan satu-persatu.
Tapi semua itu terlalu banyak sehingga mulutnya hanya bisa bungkam.
Alasannya tersenyum tak jauh dari apa yang kau lihat.
Memang terlalu samar untuk kau telusuri sampai belakang kepalanya.
Hanya saja hal itu terlalu melegakan,
mengakui bahwa senyuman itu masih hidup.