Tampilkan postingan dengan label random. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label random. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Februari 2016

Dibalik Putihmu.

Beberapa waktu yang lalu, saya merasa 'ditelanjangi'. Bukan telanjang dengan maksud sebenarnya, tapi memang itu yang saya rasakan ketika secara tidak sadar saya membuka diri saya pada salah seorang teman. Sampai akhirnya saya dibuatkan sebuah kesimpulan yang membuat saya tertegun lalu mengangguk. Minggu ini pun, saya disuguhi 'adegan telanjang' yang sama. Kali ini kedua teman saya yang bercerita, bedanya, bercerita dengan sadarnya.

Saya dibuat tertegun oleh cerita mereka. Ketika mereka selesai, saya tahu mereka akan merasa malu. Karena itu yang saya rasakan sebelumnya. Malu, karena sadar betapa buruk dan tidak sempurnanya saya sebagai seorang manusia.

Untuk sekian waktu, menurut saya hal yang paling menakutkan adalah ditinggalkan oleh orang-orang yang saya sayangi. Ternyata untuk lingkup yang lebih dekat, ternyata ada hal yang lebih menakutkan, yang terkadang kita sisihkan karena merasa bukan hal yang penting untuk dipikirkan. Karena mungkin orang-orang di sekitar kita sudah terbiasa dengan 'aku' yang seperti ini. Atau mungkin 'aku' itu tidak repot-repot keluar dari dalam diri.

Adalah, mengaku pada diri sendiri.

Mengaku akan kelemahan, keburukan, apapun itu yang diam-diam kita singkirkan dari benak. Bukan maksud saya untuk mengatakan bahwa kita harus mengaku sebagai orang yang tidak pantas, lantas menjadi seorang yang pesimis. Tapi kadang kita harus ditampar sesekali untuk sadar diri. 

Kadang memalukan untuk mengakuinya pada diri sendiri. Juga lebih memalukan lagi untuk mengatakannya pada orang lain. Tapi bukan dibuat untuk terpaku padanya. Namun dibuat bersyukur untuk diingatkan. Bersyukur untuk ditemani orang-orang yang menyayangimu dengan jujur. Karena di balik malumu, ada rasa bahagia untuk bisa menjadi jujur.

Kosong yang melegakan.

Rabu, 06 Januari 2016

Curhat sekejap.

Halo, selamat tahun baru 2016 semuanya!

Selamat bikin resolusi baru, selamat juga yang resolusi tahun 2015 kecapai semua. Saya? Gak usah ditanya hehe. Vakansi tahun 2015 isinya dikit banget, cuma sejumlah bulan dalam setahun plus satu. Nggak produktif, produktifnya lagi ke yang lain *gaya*.

Postingan ini cuma intermezzo aja sih, sekalian curhat.

Selasa, 05 Januari 2016

Katanya...

"Merindu," katanya.

Katanya, ia rindu untuk mengobrol semalam suntuk. Sampai rasanya telinga terasa panas. Padahal entah apa saja yang diobrolkan. Kebanyakan bukan hal-hal penting. Konyol, tapi menyenangkan.

Katanya, ia rindu untuk sekedar berjalan-jalan tak tentu arah. Tapi jelas waktu yang berlalu tak berjalan lambat bak siput, bahkan sampai tak terasa matahari sudah menggantung menuju tenggelam.

Katanya, ia rindu hanya untuk diam di sebuah restoran junkfood. Selalu memesan minuman yang sama, lalu berbincang sampai rasanya kaki mulai membeku diserbu dinginnya pendingin ruangan.

Katanya, ia rindu untuk melakukan hal-hal bodoh yang mengundang gelak tawa. Entah itu di jalan. Atau di dalam ruang bioskop. Celetukan bodoh, tindakan-tindakan spontan, apapun itu.

Katanya, ia rindu untuk diingatkan untuk menjadi lebih baik. Tidak dengan nada tinggi. Bukan dengan ceramah panjang lebar. Tapi dengan caranya sendiri, yang tidak menyebalkan untuk didengarkan dan diresapi.

Katanya...

"Terlalu banyak. Terlalu banyak rindunya."

Selasa, 22 Desember 2015

"Semuanya akan baik-baik saja, kok."

Saat ini didepanku ada seorang gadis. Wajahnya tertunduk, kedua tangannya saling mencengkram, rambutnya hampir menutupi seluruh sisi wajahnya, dan ya, ia menangis. Aku bukan penghibur yang baik, karena itu aku lebih memilih untuk tetap diam dan sesekali menepuk pundaknya. Aku menggigit bibir. Aku mengalaminya.

Dalam hati aku bergumam, untunglah kamu bisa menangis. Untunglah kamu bisa bercerita. Bahkan mungkin kalau kau tak segan, berteriak didepanku agar hal menyesakkan dadamu itu melebur keluar bersamaan dengan tarikan nafasmu. Kamu masih beruntung, sungguh.

Bukannya bergerumul dengan hal yang sama setiap hari, berusaha terbangun dengan sisa-sisa tangis yang bahkan tak bisa dirasakan, menutup mulut, hidup seperti tak ada apa-apa yang salah dengan harimu. Menjadi melelahkan, karena berlari pun tak akan ada bedanya.

Lamunanku buyar. Aku berusaha tersenyum ketika gadis itu mendongakkan kepalanya. Gadis itu tersenyum kecil, lalu mengambil sapu tangan yang kusodorkan. Dia bergumam maaf, yang kuindahkan. Untuk apa meminta maaf jika memang itu yang kamu butuhkan. Aku menggeleng, hanya menjawab tak apa. Lamat-lamat kupandangi gadis itu. Terdengar konyol, tapi kudapati rasa iri. 

Gadis itu akhirnya tertawa. Sekali lagi meminta maaf. Dia bercerita lagi, tapi tapi tak lama. Gadis itu memelukku lama, mengucapkan terimakasihnya lebih dari kata-kata. Masih kurasakan dada gadis itu menahan tangisnya, tapi kali ini ia tutup dengan senyum kecil. Senyumnya cantik, mungkin karena lega yang dirasa. Akhirnya gadis itu pergi, meninggalkan jejak kaki yang tak berbekas diruangan. Meninggalkan aku, yang masih sibuk dengan pikiranku sendiri.

Hei,

Saat ini aku butuh kamu, yang bisa mendengarkan, bisa menepuk bahu, membiarkanku menangis, lalu memelukku. Tidak usah berkata bahwa 'semua akan baik-baik saja', tapi memberiku keyakinan bahwa kamu selalu ada disana. Menopang kerapuhanku. Mengusap kepalaku. Menenangkan aku. Barulah kamu bisa bilang, bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Masalahnya,
kamu dimana?

Senin, 21 Desember 2015

Random thought.

Cowok seksi itu ya,
when he knows where he's good at,
dan keliatan sangat percaya diri pas nampilin hal itu.

Kamis, 12 November 2015

Bukan review film!

Hai!

Baru lagi buka blog, dan ya ampun makin tahun makin sedikit ya postingannya, makin sedih karena tahu 2015 tinggal dua bulan kurang lagi.. artinya saya makin nggak produktif menulis. Heu.

Harusnya sekarang saya belajar, karena lagi UTS, dan besok materinya pun lumayan. Tapi malem ini saya malah nonton, dan gatel buat diposting disini. Judul filmnya Eternal Sunshine of the Spotless Mind, keluar tahun 2004, yang it means, keluar pas saya baru kelas 4 SD. Pemainnya utamanya Jim Carrey sama Kate Winslet, dan saya sama sekali nggak kebayang Jim Carrey yang komedi-banget-itu-lho main film berbau drama dan, eh, ceweknya yang main Titanic kan?


taken from here

Well, I'm not gonna tell you the whole story, tapi bakal spoiler banget di akhir. Soalnya maksud saya bikin postingan ini bukan karena filmnya sih, tapi karena 'sesuatu' di endingnya.

Selasa, 20 Oktober 2015

My movie list so far.

Actually, I'm not a movie person. Kebanyakan isi download-an saya cuma Running Man doang. Tapi beberapa waktu kebelakang saya jadi lumayan nonton banyak film. Karena RM udah mulai agak garing juga dan ada dua sobat saya yang sekarang punya hobi baru, yaitu jadi 'tukang-download-film-dari-wifi-kampus', jadi terjadilah momen kopi-mengkopi film. Diantara kita bertiga bahkan kayak udah punya genre download sendiri-sendiri, kalo Nyimas cenderung sci-fi, action, sama serial Amrik dan Umi animasi, kadang action juga, dan kalo saya genre apa aja yang penting rame kecuali horor (plus drama kali ya, both of them not kind of drama-film-person).

So, here's my top favourite films so far.

Senin, 17 Agustus 2015

Tiga

"Hai."

Tiga huruf itu yang keluar dari mulutnya. Hanya tiga huruf. Tiga huruf pertama setelah tiga tahun aku tak pernah lagi mendengar kabarnya. Tiga huruf yang selalu aku tunggu-tunggu hingga rasanya ingin meledak. Butuh waktu lebih dari tiga detik bagiku untuk bisa mencerna apa yang terjadi. Ketiga temanku terdiam, menatapku, menunggu reaksiku. Mungkin sekarang ada lebih dari tiga bom reaktif yang menyala dengan otomatis dalam tubuhku ketika momen ini tiba. Jarak kami tidak lebih dari tiga pangkal jari. Aku bisa merasakan jantungku berdegup begitu kencang, dug dug dug.

Di tengah kebingunganku, makanan pesanan ketiga temanku datang. Pelayan datang sambil membungkuk kecil, lalu menaruh makanan di meja kami, meja nomer tiga. Temanku menyenggol tanganku sambil menunjuk jam tangannya, sekarang sudah hampir jam tiga sore. Tiga puluh menit lagi kelas kami akan dimulai. Selain itu kelas sore ini ada di lantai tiga, kami diburu waktu.

Aku mendongak, dia masih disana, masih meninggalkan sapaan tiga hurufnya. Berusaha mengontrol diri, aku menjawab dengan tiga kata sopan, "Hai, apa kabar?". Belum sempat menjawab, aku melihat sosok perempuan yang berjalan mendekati meja nomer tiga. Perempuan itu menepuk bahunya, mengatakan bahwa film yang mereka tonton akan dimulai tiga menit lagi. Dia mengangguk, lalu menoleh, "Sampai nanti ya,", mengucapkan tiga kata terakhirnya.

 Aku menelan ludah, ini tiga menit terbodoh dalam hidupku.

Kamis, 12 Maret 2015

The Theory of Everything, or it's just The True Theory of Life


Currently, loving Eddie Redmayne on this movie.

Sebelumnya saya nggak pernah tau cerita tentang Stephen Hawking ini. Waktu nonton pun saya nyempetin dulu buat nge-googling dulu tentang beliau. Pas baca di Wikipedia, saya nemu hal menarik. Hawking cerai dengan Jane dan menikah dengan mantan perawatnya, dan pada tahun sekian dia menceraikan istri keduanya itu.

Lho, saya kira ini film drama romantis yang... ya taulah ya. Modelnya 'The Notebook', 'The Vow', dan sebagainya yang punya garis besar yang sama. Ya singkatnya film mereka itu menceritakan 'bukti cinta' gitu sama pasangannya. Agak kaget juga, tapi tetep saya tonton juga akhirnya. 

Sori kalo jadinya spoiler,
tapi setelah selesai nonton saya makin suka sama film ini.

Minggu, 22 Februari 2015

Intermezzo?

Vakansi sudah mulai berdebu.

Tiup saja debunya, tak usah membaca lebih lanjut. 

Selasa, 16 September 2014

Hmm..

Senang adalah salah satu emosi dasar yang dimiliki manusia.

Sesuatu yang tidak perlu kamu pelajari sistematikanya, karena jika saat ini aku melihat kedua sudut bibirmu melengkung, dengan kelopak mata yang lebih kecil dan kerutan samar disekitarnya, juga matamu yang kian berbinar itu, aku bisa mengatakan kamu senang.

Senangku kali ini lain. Aku menahannya dalam hati, dan membiarkannya membuncah dalam tiap lengkungan jariku yang membuahkan kata demi kata. Hei, aku rindu membual dalam kalimat-kalimat yang meledak tak karuan. Dalam satuan paragraf yang tak tentu barisannya, namun mengantarkan tiap kelokan yang bersembunyi disetiap sudut pikiran. Membuatku lega sesaat, hidup kembali dalam fiksi yang aku ciptakan melalui jari.

Aku tengah ditikung rasa malas lalu dikelabui sibuk yang pura-pura menutup waktu. Bodohi aku dengan telapak tanganmu yang menyumbat ide-ide berkeliaran tak tentu disekitaranmu. Tarik aku kembali, jangan tenggelamkan. Karena lagi-lagi, ini vakansi-ku.

Senin, 01 September 2014

Harry Potter!


Hey, it's September 1st, and it's time to go back to Hogwarts.

Haha, random feeling waktu iseng liat tanggalan. Harusnya sekarang nunggu kereta di platform 9 3/4 buat berangkat jam 11 nanti. Semoga nggak ada Dementor atau peri rumah macem Dobby yang iseng nutup gerbangnya.


Rabu, 25 Juni 2014

Menunggu, bersama.


"Apa yang kamu lakukan disaat kamu menunggu?"

Berusaha mencari kamu. 
Secara nyata maupun maya.
Tanpa bayangku yang kamu sadari.

"Tidak ada kan,"

Mataku mengerjap cepat. Tak ada kata untuk menyela. Napasnya terhembus kecewa, dan aku dimakan bulat-bulat ekspresinya yang mencabik rasa percaya diriku. Memandang matanya saja aku tak berani. Selama ini aku merindu untuk diri sendiri, dan hari ini kamu menanyakan hal yang kebenarannya pun tak sanggup aku iyakan. Padahal jika mulut ini cukup berani untuk bicara, segala akan tuntas sudah. Tak ada lagi ekor-ekor mata yang berusaha mengikuti langkahmu yang terlampau jauh untuk kugenggam sendiri. Merasa takut untuk terus membisu. Takut untuk menghilang, lalu dilupakan.

Masalah selesai, 
kotak rahasiaku akan terbuka untuk seseorang yang kusimpan begitu lama di dalamnya.

"Jangan menunggu lagi."

Responku payah, tapi buah pikir kepalaku mendengung keras,
...

mungkin waktu itu aku tidak menunggu sendirian.

Minggu, 27 April 2014

A call on sunday morning.

Lukisan Hujan mengenalkan saya dengan tokoh Diaz Hanafiah. Tipikal cowok yang selalu ada di novel teenlit. Oke di otak, tampang, dan lain lain tapi pribadinya dingin. Tipe-tipe pendiam dan agak galak. Tapi waktu ketemu Sisy Iswandaryo dia bisa jadi orang yang beda. 

Orang yang nggak biasa ngelakuin hal yang 'biasa', dan lalu dia ngelakuin hal itu, kadang jatohnya emang bikin meleleh banget. Karena itu saya suka banget sama Diaz Hanafiah.

Hari ini, saya nemu sosok kayak Diaz Hanafiah tadi.

Tadi pagi ada telepon, dan pas saya liat namanya saya kepikiran, "wah tumben banget". Waktu ngobrol kata-katanya kaku banget, tapi saya tau dia berusaha buat mencairkan suasana. Dia juga sempet ngingetin tiket Lebaran yang harus udah saya booking dan ngejaga si kamera biar lensanya nggak jamuran karena sekarang lebih sering di simpen daripada dipake.

Di akhir telepon, dia bilang,
"Oh ya udah ya. Cuma mau tau kabarnya sama lagi ngapain. Sok lanjutin nontonnya. Assalamu'alaikum,"

Saya wajab salamnya, terus saya tutup teleponnya.
Saya nggak bohong, saya heran tapi saya seneng.
Nama kontaknya masih ada di layar,

namanya 'Bapak'.

Selasa, 22 April 2014

Buku terakhirmu apa?


Semenjak pindah ke Bandung, saya sama sekali nggak bawa novel apapun gara-gara itu kangen juga buat baca. Akhirnya setiap pulang disempetin deh buat beli buku.

Minggu, 13 April 2014

Tentang ulang tahun, dan kangen.

Minggu kemarin jadi minggu perayaan besar, soalnya beres UTS akhirnya bisa pulang sampe kira-kira seminggu. Gak enaknya pulang lama ini, bikin gak mau balik ke Bandung. Tapi tumben banget kan bisa pulang lama, cuma rada-rada sebel juga soalnya temen-temen nggak pada pulang. Giliran mereka pada pulang saya gak pulang, saya pulang merekanya gak pulang. Lain kali pengen deh saya yang nyamperin mereka ke kota rantauan, berhubung jadwal semester ini emang seiprit-iprit banget.

Berhubung bulan ini April, it meansss Ibu Mumun bulan ini nambah umur! Asiknya, kakak-kakak saya lagi di Cirebon semua jadi kita kompakan mau ngasih kado gitu. Tapi sedihnya, saya udah keburu pulang duluan sebelum hari H-nya itu. Dan tadi sempet live report gitu.

Tau gak? Saya sempet nangis.

Sabtu, 22 Maret 2014

Sabtu, 15 Maret 2014

It sounds sooo sweet when those 'Rockers' sang it.


I wanna live forever
Whom you realize forever means together

I hope you know
When you say it wasn’t over
For the third times
I hope you know
You make me wanna give me something, more and more

I wanna give you hold
All the time
And wear you robe
It’s just, for the pooring rain
That never end
All the time

I wanna live forever
I’m the oak tree
Forever scar the stranger

I wanna grow my hair and nails you up my life
I hope to do change your last name and be a wife

I wanna share my lungs
All the time
It’s face the sun
It’s just, like a burning pain
That i be alone
All the time

(All the Time - The S.I.G.I.T)

Rabu, 26 Februari 2014

Minggu, 23 Februari 2014


Hey, saya ada di Fiksiana,
mari mampir!