Malam ini si kecil belum mau tidur. Padahal tadi matanya sudah terlelap. Karena kebiasaannya yang tidak bisa diam, sekalipun saat tidur, kepalanya terbentur lantai. Alhasil tangisannya yang sudah akrab ditelingaku terdengar lagi. Sang Ibu cuma bisa geleng-geleng kepala. Ya ampun anak ini.
Auda sayang, ini sudah malam. Biar tantemu ini saja yang terjaga sampai lampu kamarmu redup malam ini.
Di lantai atas semuanya terdengar jelas. Bahkan suara tetangga sebelah yang ramai mengobrol bisa aku dengar dengan baik. Tapi malam ini, sunyi sekali. Sepi. Padahal jendela kamar aku buka lebar-lebar. Hanya ada suara angin yang merayu untuk menutup mata. Dingin. Bergerumul dalam selimut, katanya. Akan aku buai kamu dalam tidur yang nyenyak.
Mataku memang sudah kian berat. Tapi aku masih belum mau tidur. Malam masih panjang. Entah apa yang aku tunggu. Aku ingin bicara, dengan siapapun. Detik-detik jam yang terdengar saja tidak mau bersahabat denganku. Dia terus-menerus menunjukan waktu yang tak mau berhenti. Tak mau tahu kalau majikannya ingin bermalas-malasan. Dengan angkuhnya dia membusungkan jarum-jarum pada angka yang terus bergerak seakan berkata, 'aku tidak berhenti, lakukan sesuatu yang berguna sebelum aku benar-benar bisa berhenti!'.
Andai malam bisa menyanyikan lagu nina bobo. Dengan senang hati aku akan terlelap ditengah pelukan langit gelap berselimutkan awan. Bintang-bintang yang mempunyai telinga besar untuk mendengarkan banjiran kata-kata yang mendesak ingin keluar dari mulutku. Tersenyum mengiyakan, sampai akhirnya aku lelah, lalu tertidur begitu saja.
Tidak perlu ada lagi pertanyaan kan?
Begitu katanya.
Tidurlah. Sudah malam, sayang.