"Apa yang kamu lakukan disaat kamu menunggu?"
Berusaha mencari kamu.
Secara nyata maupun maya.
Tanpa bayangku yang kamu sadari.
"Tidak ada kan,"
Mataku mengerjap cepat. Tak ada kata untuk menyela. Napasnya terhembus kecewa, dan aku dimakan bulat-bulat ekspresinya yang mencabik rasa percaya diriku. Memandang matanya saja aku tak berani. Selama ini aku merindu untuk diri sendiri, dan hari ini kamu menanyakan hal yang kebenarannya pun tak sanggup aku iyakan. Padahal jika mulut ini cukup berani untuk bicara, segala akan tuntas sudah. Tak ada lagi ekor-ekor mata yang berusaha mengikuti langkahmu yang terlampau jauh untuk kugenggam sendiri. Merasa takut untuk terus membisu. Takut untuk menghilang, lalu dilupakan.
Masalah selesai,
kotak rahasiaku akan terbuka untuk seseorang yang kusimpan begitu lama di dalamnya.
"Jangan menunggu lagi."
Responku payah, tapi buah pikir kepalaku mendengung keras,
...
mungkin waktu itu aku tidak menunggu sendirian.