Ini
kali pertamaku melihat layar yang sangat lebar membentang di depan
mata. Tempat duduknya empuk, ada sandaran kepala dan tangan. Sayangnya
terlalu berdempetan menurutku. Dan satu hal lagi, sangat dingin. Sial
sekali aku hanya berbekal kaos sesiku dan celana selutut plus tas
slempang yang menemaniku hari ini. Tak ada yang bisa menghangatkan
badan, walaupun begitu, aku ingin tetap berada disini.
Aku tersenyum sumringah. Aku menengok kanan dan kiriku. Semuanya tampak sibuk dengan diri sendiri. Ada yang memainkan handphone-nya,
ada yang mengobrol santai dengan temannya... kulihat diriku. Hanya
sendirian. Ah tak apalah, yang penting uang selembarku yang berwarna
hijau itu akhirnya bisa aku belikan tiket bioskop. Walaupun minus
makanan dan minuman. Harusnya aku menyelundupkan beberapa makanan atau
minuman kedalam tasku. Mungkin mbak-mbak cantik yang ada didepan ruangan
tadi tidak akan mempehatikan. Tapi aku enggan untuk kembali keluar.
Aku bisa rugi waktu kalau tiba-tiba yang kutunggu sudah dimulai.
Mataku
mulai menutup saat tiba-tiba ruangan menjadi gelap perlahan. Layar
mulai menampakkan kilasan gambar-gambar yang akan dimulai. Tak sempat
kulihat apa judulnya, tapi aku menebak sepertinya ini film yang agak
seram. Dengan muka setan yang mengerikan didepan poster, aku sudah cukup
merinding. Tapi toh, bukan itu tujuanku kesini. Durasinya kira-kira
2,5 jam. Cukup tidak ya?
Cukuplah.
Untung bioskop tidak begitu penuh. Aku kembali melirik kiri dan kananku, gelap. Tidak ada yang memperhatikan.
Aku mulai menutup mata.
***
"Mas? Mas?"
Aku
merasakan bahuku ditepuk beberapa kali. Aku membuka mata perlahan,
silau. Ternyata lampu sudah mulai dinyalakan. Seorang mbak cantik yang
aku kenal sebagai penjaga depan ruangan dengan seorang laki-laki
berseragam hitam tampak kebingungan didepanku. Aku mengucek mata.
"Mas filmnya sudah selesai. Kalau memang Mas mau tetap disini untuk menonton lagi, Mas harus beli tiket lagi,"
Ah...
aku mulai mengerti maksud kedua orang itu. Aku rasakan badanku
kedinginan, rasanya beku. Aku berusaha tersenyum lalu menggeleng kecil.
"Tidak, tidak usah. Saya mau keluar."
Meninggalkan
kedua orang kebingungan itu, aku berjalan dengan santai sambil
tersenyum lebar. Akhirnya... aku bisa tidur dengan nyenyak selama 2,5
jam. Uangku hilang untuk membeli tiket, tapi tidak apa. Yang kudapatkan
sepadan. Setelah kehilangan rumah dan berjalan tak tentu selama
seminggu lamanya... Yah, aku kembali pulang. Entah pulang kemana...
Terimakasih, bioskop.
penulismanda.blogspot.com