Kamis, 27 Desember 2012

Sebuah pikiran.


"Menjadi dewasa itu...
seperti apa?"

Selasa, 25 Desember 2012

Aku mau pantai.

Senandung riak air menghantam kaki yang diam dipinggiran pasir.
Mata nyalang memandang bentangan warna biru yang seakan tak ada habisnya.
Angin terus menderu, membuat badan seakan ikut melayang entah kemana.
Membawa bisikan untuk meninggalkan penat.
Melangkahkan kaki ke dalam dinginnya air.
Mengenyahkan pikiran, apa yang akan terjadi besok.
Hari ini aku hanya ingin tenggelam di dasaran laut.
Desiran air yang tenang, mengalun menghanyutkan.
Aku ingin diam disana, selama mungkin.
Ada saatnya aku tidak ingin mendongakkan kepala.
Karena yang aku lakukan pasti hanyalah ingin berteriak.
Mengeluarkan seribu kata yang ingin aku buang jauh-jauh.
Lekas membiarkan apa yang ada dikepala ini tenang, tak terusik.
Menggenggam pasir sekuat tenaga, walaupun pasir itu hanya akan kembali jatuh.
Aku ingin disana.
Mungkin bertemu Neptunus.


...
Aku mau pantai.

Senin, 24 Desember 2012

Senandung janji.

Dia tengah bersenandung kata-kata janji,
yang begitu mudahnya mengalun dan menghilang seiring dengan telingaku yang mendengarkan.

Semoga saja dia lekas tersandung oleh kata-kata yang lain,
yang begitu mudahnya keluar sampai telingamu pun tak sempat untuk mendengarkan.

Selasa, 18 Desember 2012

Jumat, 14 Desember 2012

Orang itu tertawa sambil melebarkan tatapannya kemana-mana.
Mungkin dia ingin diperhatikan.

Rabu, 12 Desember 2012

Senin, 10 Desember 2012

"Pada akhirnya si optimis dan pesimis akan sama-sama mati, namun cara keduanya menjalani hidup sangatlah berbeda."

- @nulisbuku

Jumat, 07 Desember 2012

Memulai lagi.

Katanya menulis itu melegakan. Pantas saja beberapa hari terakhir ini serasa ada batu besar mengganjal ditenggorokanku. Mungkin tanganku sudah hampir pias kaku karena sudah lama tak menggoreskan beberapa kata yang bisa mewakili apa yang terlintas dipikiranku saat ini. 

Apa yang terjadi? Terlalu banyak, terlalu banyak waktu. Lebih baik jika mulutku saja yang menulis. Sambil mengindahkan beberapa hal yang seharusnya menjadi prioritas, aku baru menyadari bahwa kejenuhan menamparku saat ini. Yang dicari tidak tahu, hanya alasannya yang aku tahu. Alasan sepele, yang kata orang tua hanya dibuat-buat.

Ya apa boleh buat, kalau hati sudah tak ingin melakukan, semua pun hanya diam ditempat. Berjalan pun tak karuan. Hanya asal maju. Bahkan mundur, kalo memang merasa.

Ini bukan bisika pesimis. Hanya sedikit ingin berdiam diri. Maaf kalau aku berdiam diri terlalu lama. Kepalaku masih terang benderang menyala dengan satu mimpi yang setengah mati ingin aku gapai dengan kaki yang tak terlampau jenjang untuk melompat lebih tinggi. 

Maaf sudah menelantarkan banjiran kata yang tertahan begitu lama.
Setidaknya aku puas, akhirnya tanganku mau menulis lagi.

Sedikit berubah.



Link awfrf.blogspot.com sudah non-aktif. Agak sedikit berubah namanya.

Kamis, 06 Desember 2012

Semakin pasif, semakin kosong. Semoga saja kepalanya tak semakin terlihat transparan.