Selasa, 28 September 2010

2 Kepala

Hujan menghantam tanah, tapi dia masih belum mau menghindar. Matanya menelusuri jalan setapak yang menghadang di depannya. Jalan masih jauh, tapi hujan masih saja terus mengguyur. Dia sudah basah kuyup. Kedinginan. Lapar. Siap ambruk.

Badannya sudah protes. Kepalanya menunduk, tak tahan akan pukulan hujan yang terus menerus menerpanya. Tapi hatinya masih tetap berteriak, dia harus pulang. Harus.

"Ampun. Apa yang kau lakukan sebenarnya?"

Dia menyentakkan kepalanya. Merasa terganggu. "Diam."

"Tak perlu kau buang waktumu untuk hal semacam ini. Hujan kau tantang? Bah! Apa ada artinya?"

"Kau buang waktuku untuk menasehatiku, dan kau tahu aku tidak akan menghiraukan ucapanmu, sedetik pun," desisnya, "Pergi."

"Aku tidak akan pergi. AKu hidup dikepalamu. Kau cukup bodoh membiarkan aku tetap hidup. Toh, kau butuh kekuatanku."

Dia merasa geram. Sesaat terlintas untuk mencopot kepalanya, tapi itu tidak mungkin. Sebuah seringai kemenangan terbayang diwajahnya.

"Oke Tuan, aku ikut denganmu sekarang. Tapi sepenuhnya, aku yang mengontrolmu."
Kiss her in the pouring rain.

Minggu, 26 September 2010

Papa itu Raja Petir

Hari itu memang tidak panas. Angin bertiup begitu kencang, sampai orang-orang pun enggan untuk membuka pintu dan jendela rumah mereka. Hari ini tidak menyenangkan. Semuanya tampak muram.

Disudut rumah itu nampak sosok kecil bermata bulat yang tampak asyik menikmati apa yang tengah dikerjakannya. Apa itu? Seorang perempuan berwajah lembut mendekati anak itu, “Ray, kamu sedang apa?”

Perempuan itu Mama-nya. Anak kecil itu menggeleng lalu berkata, “Mama jangan kesini.”

Mamanya tersenyum. Anaknya tengah bermain apa sampai dirinya tidak boleh tahu? Ah, imajinasi anak-anak memang luarbiasa, pikirnya.

“Mama jangan kesini. Nanti ada yang menangkap Mama. Mama harus pergi.”

“Siapa yang mau menangkap Mama? Ray… sudah-sudah… Raja Petir tidak akan menangkap Mama,” jawab Mamanya sambil mengedip, merasa geli.

Ray cemberut. Dia ingin Mamanya menuruti kata-katanya. Karena memang Mamanya dalam bahaya, dan dia tidak mau itu terjadi. Mata bulatnya menyusuri jendela. Dia melihat mobil sedan tengah terparkir diluar sana.

“Maaaa….” Ray kembali merengek.

“Ray, ini sudah hampir sore. Tuh lihat, Papa sudah pulang. Jangan main terus.”

Mamanya meninggalkannya, menuju ruang tamu untuk membuka pintu. Tadi terdengar ketukan pintu, dan Ray tahu itu Papanya. Ray tidak ada niatan sama sekali untuk menjumpai Papanya. Tidak saat ini. Ray tahu ada yang salah, dan dia merasa telah mencoba.







“AAAAAAAAAAAAAAA!”

Ray mendengar teriakan Mamanya. Ray menutup matanya. Papanya telah berubah menjadi orang jahat.

Sabtu, 25 September 2010

Werewolf

I'm the new werewolf. I'm out of control. I can turn into a monster. You could die. I'm dying worst.

Rabu, 22 September 2010

Facebook

She likes his status
She likes his photos
She likes his wallpost on my wall
She likes write his name on her twitter page
She likes my boyfriend and she likes to being stupid.

Selasa, 21 September 2010

-

Just let me cry for one night,
don't ever whisper my eyes, because you can't,
You can't be here, you are not here,
you are out of the circle, you are not in this part.

You both.

Too much

No, she loves you.
Do you know how it feels?
No you don’t.
Don’t give a lie, she won’t hurt, she’s just crying.
Caught the truth and tears at the same time.
She won’t ignore you, but she’s gonna push the feeling away.
You may hug her, she loves you.
She could hurt you, but she doesn't know what's going on.
Because you don’t know about her too.
It’s not the point for you.
No, you just think that she’s loving you too much.

Senin, 20 September 2010

Matematika

Sekolah minta kita jadi orang pintar
Tapi masalahnya saya tidak pintar
Saya tidak cakap ataupun rajin
Tapi saya jenius
Saya jenius dalam sesuatu yang bukan bernama matematika
Tapi saya punya sesuatu yang bisa saya kerjakan
Saya tidak bilang tidak suka sekolah
Tapi sekolah bilang saya harus pintar matematika

Senin, 13 September 2010

Edward Cullen

Well I was thinking about Edward Cullen when I was thinking about you.

I'm not in the relationship with a vampire, but I want to. They are totally handsome-to-death with the cold-skinned... and has a figure like a... I don't have any idea to type. Perfect. That's it.

But it's not what I want.

I hope my human boyfriend could run fast as wind, and have to be good at climbing tree with soundless.

You know, Edward loves to caught Bella at night in her room. And he can get there easily.

That's what I want.

Not about get the room. I just want to see him as much as I want.

Pathetic? No, it's just in my head.

Sabtu, 04 September 2010

Pergi...

Kita gak pernah tau besok,
bahkan sedetik yang akan datang juga kita gak tau apa yang bakal terjadi.

Hari ini juga gak ada yang tau.
Gak ada yang tau hari ini ada yang pergi.